Sekitar 80% kasus kanker serviks terjadi pada perempuan yang hidup di negara berkembang. Di Indonesia, terdapat 90-100 kasus kanker leher rahim per 100.000 penduduk. Menurut spesialis kebidanan, ahli kanker dan kandungan dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Dr Laila Nuranna, SpOG(K), 99,7 persen kanker serviks disebabkan oleh HPV Onkogenik. H PV 16 dan 18 merupakan penyebab utama pada 70 persen kasus kanker serviks di seluruh dunia.
Penyakit kanker serviks ini dapat dicegah melalui screening serta vaksinasi. Vaksinasi untuk perempuan yang belum pernah melakukan hubungan seksual, sedangkan screening atau papsmear dilakukan pada perempuan yang sudah pernah berhubungan seksual.
Deteksi Dini Kanker Serviks: Screening dan Diagnosa
Screening dapat dilakukan dalam waktu 3 tahun setelah aktif secara seksual. Tes dalam screening dapat dilakukan dengan :
- Tes Pap Smear
Tes ini untuk mengetahui dan mendeteksi sel abnormal terdapat hanya pada lapisan luar dari serviks dan tidak menginvasi bagian lebih dalam lebih jauh. Jika tidak ditangani, sel abnormal ini dapat berubah menjadi sel kanker, dimana dapat menyebar pada beberepa tempat sekitar serviks, vagina bagian atas, area pelvis, hingga bagian lain dari tubuh.
- Tes HPV DNA
Terdapat juga pemeriksaan HPV DNA untuk menentukan apakah seseorang terinfeksi kanker serviks. Pada tes ini diambil jaringan dari serviks lalu diperiksa di laboratorium.
Diagnosa kanker serviks
Jika hasil Pap Smear memperlihatkan sel kanker serviks, pasien dapat menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Diagnosa yang dilakukan yaitu dengan memeriksa kondisi serviks dengan kolposkopi – memeriksa sel dengan mikroskop khusus. Lalu mengambil sample sel serviks – dengan biopsi.Bila Anda sudah terdeteksi kanker serviks, maka Anda tidak perlu khawatir karena telah tersedia obat alami berupa Daun Sirsak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar